Divisi Teknik HME 2013 2014

Foto diambil pada waktu Makrab STO HME

Sarang Hae

Sarang Hae Oppa

This is how FKBSE ended

FKBSE 2012 in Banyu Biru Village

This is my new classmates in college

Teman-teman baru dari berbagai daerah di Jawa Tengah , hohoho

Six Angels in Waterfalls

6 Angels in "7 Angels Waterfalls" , where is the other angel ?

New Family in Tebet

Coop Batch 12

31 March, 2010

IP ADDRESSING

Hehe,, postinganku kaLi ini tentang Ip address. Nah,, siLahkan dipeLajari. Ini saya ambiL dari
Sumber :
- Onno W. Purbo in ”TCP/IP”.
- Wendel Odom, CCIE in ”CCNA INTRO Exam Certification Guide”.


IP address digunakan untuk mengidentifikasi interface jaringan pada host dari suatu komputer. Dengan adanya IP address masing-masing host dapat terhubung dan saling bertukar informasi melalaui media transmisi kabel seperti UTP, koaksil atau fiber optic. Sebagai contoh sederhana, jika sebuah surat akan dikirimkan/ ditujukan ke orang lain maka surat tersebut harus dilengkapi dengan alamat lengkap si penerima. Tentu juga alamat si pengirim perlu dicantumkan untuk memudahkan penerima dari mana datangnya surat tersebut. Jika alamat si penerima tidak lengkap misalnya tidak ada nomor rumah, tidak di cantumkan nama penerima maka surat tersebut dipastikan tidak akan sampai.
IP address adalah sekelompok bilangan biner 32 bit yang dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masing bagian itu terdiri dari 8 bit, angka pada masing-masing bit tersebut adalah angka 1 dan 0.
misalnya : 11000111. Nilai paling besar dari biner 8 bit adalah 255, angka 255 ini dihitung dari bilangan biner 2 berpangkat. Misalnya :
11111111 = 27 + 26 + 25 + 24 + 23 + 22 + 21 + 20
= 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1
= 255



Dengan demikian IP address yang terdiri dari 4 bagian bilangan 8 bit maka nilai terbesar IP address tersebut adalah
11111111.11111111.11111111.11111111 atau 255.255.255.255.255
Untuk memudahkan kita dalam membaca dan mengingat suatu alamat IP maka umumnya penamaan yang digunakan adalah berdasarkan bilangan desimal.
IP address dibagi menjadi kelas-kelas yang masing-masing mempunyai kapasitas jumlah IP yang berbeda-beda. IP address terdiri dari dua bagian yaitu bagian network ID dan host ID. Network ID menunjukkan ID alamat jaringan tempat host-host berada sedangkan host ID adalah bagian yang menunjukkan host itu berada. Sederhananya, Network ID seperti nama jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumah di jalan tersebut.
Kelas-kelas IP address adalah sebagai berikut :

Kelas A
IP address kelas A terdiri dari 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host sangat besar. Pada bit pertama berikan angka 0 sampai dengan 127.
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120


Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari 128 – 191.
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.60.56 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70


Kelas C
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari 192 – 223.
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 - 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
Kelas IP address lainnya adalah D dan E, namum kelas IP D dan E tersebut tidak digunakan untuk alokasi IP secara normal namum digunakan untuk IP multicasting dan untuk experimental.

27 March, 2010

SETTING LILO & GRUB


Owh. . .sekian Lama ku tak Posting. Akhirnya posting juga. Awalnya bingung mau posting apa. Nah seteLah mempeLajari Sistem Operasi Jaringan Debian Woody 0.3 dengan Mas Supri angkatan pertama TKJ di Stembase. Aku Lumayan bingung. Eah tidak Lumayan tapi memang banyak bingungnya. Dan akhirnya aku searching soaL boot Loader pada Linux. Ini bukan tulisan saya melainkan orang lain. Tapi, biar ku gag Lupa, aku masukin di bLog deh. . .simak dan pahami.!

PENGENALAN BOOTLOADER
 
1.LILO
LILO (linux loader) merupakan salah satu loader yang sering digunakan,li
lo ini biasanya terdapat pada distribusi RedHat dan turunannya.lilo biasanya digunakan pada mesin intel-compatible , sedangkan mesin lain seperti Digital Equipment Corp. menggunakan MILO. Alpha PC, SPARCH-compatible dapat menggunakan SILO.Untuk linux yang sekarang kita gunakan kita tidak perlu menginstal loader karena saat install system oprasi nya maka akan secara otomatis terinstall pada linux kita. Kita dapat melakukan konfigurasi pada lilo dengan menggunakan text editor seperti vi,pico dan lain lain,dimana user root yang diizinkan untuk melakukan konfigurasi.letak file lilo ada di /etc/lilo.conf

#vi /etc/lilo.conf
message = /boot/message
timeout = 40
prompt
default = Suse
boot = /dev/hda



##system oprasi linux ##
image = /boot/vmlinuz
label = Suse
initrd = /boot/initrd
root = /dev/hda7


keterangan dari isi dile lilo.conf diatas
Baris------Keterangan
****************************
message--Memanggil pesan yang akan ditampilkan saat booting yang terletak di /boot/message
timeout---Waktu untuk melilih OS lain jika kita cantumkan pada lilo.conf . 40 artinya akan login ke OS default setelah 4 detik
default---Merupakan OS default untuk login
boot---Harddisk yang digunakan untuk booting yaitu /dev/hda
image---Ini berisi image dari kernel sistem oprasi yang akan di booting biasanya /boot/vmlinuz
label---Nama yang akan di tampilkan pada saat booting
initrd---Ini berisi initial ramdisk dari kernel biasanya di /boot/initrd
root---Berisi letak partisi dari sistem oprasi yang akan di booting

Sebagai contoh kita akan menambahkan sistem oprasi linux slackware dan windows xp pada lilo.conf dimana windows xp sebagai default nya:


#vi /etc/lilo.conf
message = /boot/message
timeout = 40
prompt
default = Windows
boot = /dev/hda

##system oprasi windows XP##
other = /dev/hda1
label = Windows

##system oprasi linux Suse##
image = /boot/vmlinuz
label = Suse
initrd = /boot/initrd
root = /dev/hda7

##system oprasi slackware##
image = /boot/vmlinuz
label = slack
initrd = /boot/initrd
root = /dev/hda9

setelah melakukan konfigurasi pada lilo.conf maka kita save , untuk menjalannya kita dapat mengetikan perintah :
#/sbin/lilo

Jika tidak ada pesan error atau skip yang ditampilkan maka konfigurasi lilo.conf maka yang anda telah benar.ada baiknya sebelum melakukan konfigurasi kita mem backup file lilo.conf


2.PENGENALAN GRUB
Grub (Grand Unified Boot Loader) merupakan loader yang juga sering digunakan pada system oprasi linux.Untuk konfigurasi pada Grub ini pun tak jauh berbeda dengan lilo.grub ini biasanya terdapat pada distribusi seperti Ubuntu. Ada sedikit perbedaan untuk konfigurasi Grub dengan lilo ,dimana pada grub penamaan untuk partisi dan nomor partisi dimulai dari nol ”0” namun untuk mounting partisi tidak ada perbedaan.letak file konfigurasi grub di /boot/grub/menu.lst

Primary IDE master = /dev/hd0
Primary IDE slave = /dev/hd1
secondary IDE master = /dev/hd2
secondary IDE slave = /dev/hd3

Untuk konfigurasi dapat negetikan perintah :
#vi /boot/grub/menu.lst
default 0
timeout 10

title Windows XP
root (hd0,0)
savedefault
makeactive
chainloader +1

title Ubuntu, kernel 2.6.15-26-386
root (hd0,1)
kernel /boot/vmlinuz-2.6.15-26-386 root=/dev/hda2
initrd /boot/initrd.img-2.6.15-26-386
savedefault
boot

Baris----Keterangan
*************************
Default----Nomor dari OS yang secara default akan login, dimulai dari 0 untuk OS pertama dan seterusnya ,pada contoh diatas windows XP adalah defaultnya
Timeout----Lamanya waktu yang disediakan untuk memilih OS dalam detik, 10 detik pada contoh diatas
Title----Nama OS yang akan ditampilkan
Root---Menunjukan Letak partisi penulisannya dimulai dari 0
Kernel---Letak dari kernel , dan diikuti dengan penulisan letak partisi seperti pada konfigurasi lilo
Initrd---Letak dari initial ramdisk

Contoh :
jika kita melakukan instal linux yang lain kita dapat menambahkan pada grub,kita manambahkan distro Suse yang terletak pada partisi /dev/hda3 maka kita cukup manambahkan pada menu.lst dibaris berikutnya:
#vi /boot/grub/menu.lst
title SUse
root (hd0,2)
kernel /boot/vmlinuz root=/dev/hda3
initrd /boot/initrd
savedefault
boot


jika anda telah selesai melakukan konfigurasi dan disave,selanjut nya ketikan perintah :
#grub

Setelah mengetikan perintah diatas maka akan muncul prompt grub>,kemudian kita ketikan perintah :
grub>root (hd0,1)
grub>setup (hd0)
grub>quit

Baris-----Keterangan
*************************
Root---Menuliskan Letak dari partisi /boot berada, pada contoh diatas terletak di hd0,1
Setup---Menginstall atau meload grub di MBR , di ikuti dengan letak partisi
Quit----Keluar dari prompt grub


Setelah selesai dan tanpa ada pesan kesalahan , komputer siap direstart.