22 June, 2013

Protokol X.25

X.25 adalah protocol yang mendefinisikan bagaimana computer (device) pada jaringan public yang berbeda platform bisa saling berkomunikasi. Protocol ini sudah distandarisasi oleh International Telecommunication Union-Telecommunication Standardization Sector (ITU-T). Device jaringan public menggunakan basis teknologi Internet untuk berkomunikasi, dimana data yang dikirim antar komputer akan dibentuk dalam packet. Metode untuk pengiriman paket data tersebut disebut sebagai Packet switching. Standar utama untuk packet switching adalah X.25. Berikut adalah jaringan X.25. Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
• Data Terminal Equipment (DTE)
• Data Circuit-terminating Equipment (DCE)
• Packet Switching Exchange ( PSE) DTE adalah end- system seperti terminal, PC, host jaringan (user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem danswitch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network. .Hubungan antar ketiga kategori ini diilustrasikan pada berikut ini.

Karakteristik X.25
Ukuran paket maksimum dari X.25 berkisar antara 64 bytes sampai 4096 bytes, dengan ukuran default pada hampir semua network adalah 128 bytes. X.25 optimal untuk line kecepatan rendah, 100kbps kebawah. Karena fasilitas X.25 seperti ukuran paket yang kecil, pengecekan error tersembunyi dan lainnya tidak akan signifikan seperti halnya pada kecepatan rendah. X.25 telah menjadi dasar bagi pengembangan protokol paket switch lain seperti TCP/IP dan ATM. Sama seperti X.25, kedua protokol ini juga mempunyai kemampuan untuk meng-handle dari satu source ke banyak koneksi serta kemampuan menyamakan kecepatan pada DTE yang memiliki line speed yang berbeda. X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Protokol Pada X.25 Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protocol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
  • Packet-Layer Protocol ( PLP )
  • Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
  • Beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703. 

Kelebihan protokol X.25 :
  1. Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps). 
  2. Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi. 
  3. Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan. 
  4. Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan. 
  5. Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction. 

Kekurangan protocol X.25 :
  1. Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25. 
  2. Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25. 
  3. Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan diatas protokol X.25

0 comments: